Sabtu, 14 September 2013

flatulensi/ perut kembumg

BAB  I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1  Definisi

Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran pencernaan.Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama makanan.Menelan sedikit udara adalah normal tetapi secara tidak sadar, beberapa orang menelan udara dalam jumlah banyak, terutama bila terjadi kecemasan.Sebagian besar udara yang masuk kemudian dikeluarkan lagi melalui sendawa.Sehingga hanya sebagian kecil saja yang melewati lambung menuju ke saluran pencernaan berikutnya. Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan seseorang merasa penuh dan orang tersebut akan bersendawa atau mengeluarkannya melalui anus (kentut/flatus).

1.2  Anatomi Fisiologi


·            Setiap orang memproduksi 550 cc - 1,6 liter gas per hari dan buang angin rata-rata 14 kali per hari. 
·            Sampai dengan 20-25 kali per hari masih dianggap normal.
·            Alasan orang ke dokter karena kondisi flatulensi adalah karena masalah sosial, karena flatulensi tidak akan sampai membahayakan jiwa.
·            Gas buangan manusia tersebut dapat terbakar karena mengandung hydrogen dan methane.
·            Banyak anekdot tentang flatulensi yang sebenarnya bukan untuk ditertawakan, tapi dapat berupa suatu masalah medis
a. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung.
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2. Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :
a.) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
b.) Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
c.) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.
4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalam mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta.

b. Fisiologi
Fisiologi Lambung :
1. Mencerna makanan secara mekanikal.
2. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.
3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida
4. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
5. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL.
6. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.


1.3  Patofisiologi

Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama makanan.Menelan sedikit udara adalah normal; tetapi secara tidak sadar, beberapa orang menelan udara dalam jumlah banyak, terutama bila terjadi kecemasan.
Sebagian besar udara yang masuk kemudian dikeluarkan lagi melalui sendawa.Sehingga hanya sebagian kecil saja yang melewati lambung menuju ke saluran pencernaan berikutnya.Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan seseorang merasa penuh dan orang tersebut akan bersendawa atau mengeluarkannya melalui anus (kentut).


Gas-gas yang lain juga dihasilkan di dalam saluran pencernaan:
1. Hidrogen, metan dan karbon dioksida berasal dari metabolisme makanan oleh bakteri dalam usus, terutama setelah makan makanan tertentu seperti kacang dan kol.
2. Kekurangan enzim pemecah gula tertentu, juga cenderung menghasilkan gas jika penderita memakan makanan yang mengandung gula tersebut.
3. Kekurangan laktase, sariawan tropikal dan insufisiensi pankreas juga dapat menyebabkan produksi gas yang berlebihan.
Tubuh akan mengeluarkan gas tersebut melalui :
- sendawa
- penyerapan gas melalui dinding saluran pencernaan ke dalam darah dan mengeluarkannya melalui paru-paru
- anus (kentut).
Bakteri-bakteri pada saluran pencernaan juga ikut memetabolisme beberapa gas.

Penyebab Flatulensi
1.      Pertama dari udara yang tertelan yang disebut sebagai aerophagia.  Ini terjadi karena udara terjebak saat aktifitas menelan saat makan atau minum yang terburu-buru, mengunyah permen karet, merokok, minum minuman bersoda dan beralkohol, atau saat kejadian nafas yang memburu. Aerophagia ini akan dikeluarkan kembali dengan cara sendawa, namun sisanya akan ikut saluran pencernaan sampai dengan menjadi gas buang.  Komposisi aerophagia terdiri dari nitrogen, oksigen dan karbon dioksida.
2.      Kedua adalah dari meningkatnya produksi gas dalam pencernaan karena hasil kerja bakteri di usus besar yang memproses makanan tidak tercerna sempurna pada usus halus.  Ada sebanyak 30-150 gram makanan yang belum tercerna sempurna pada usus halus sudah masuk ke usus besar setiap harinya yang sebagian besar adalah karbohidrat. Sehingga makin tinggi konsumsi karbohidrat kita, akan semakin besar kemungkinan tingginya produksi gas dalam usus besar.  Ini dapat terjadi karena adanya kekurangan enzim-enzim pencernaan.  Komposisi gas karena penyebab kedua ini terdiri dari carbon monoksida, hydrogen, methane, dan sulfur. Makanan yang dapat membuat tingginya produksi gas buang pada seseorang belum tentu menghasilkan jumlah gas yang sama untuk orang lain.  Ini disebabkan karena ada dua jenis bakteri di mana bakteri kedua dapat mengeliminasi hydrogen yang dihasilkan oleh bakteri pertama.  Perbedaan jumlah bakteri ini dalam pencernaan menyebabkan produksi gas buang tidak sama di setiap orang


1.4  Tanda Dan Gejala

Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui.
Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.Flatulen bisa menyebabkan sendawa yang berulang-ulang.Dalam keadaan normal, pengeluaran gas melalui anus terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari, pada flatulensi, pengeluaran gas lebih sering terjadi.Bayi dengan kram perut kadang-kadang mengeluarkan gas dalam jumlah yang berlebihan.

1.5  Penatalaksanaan

Dilakukan Sendiri
  1. Mencari makanan penyebab dengan cara merubah jenis makanan yang dikonsumsi sambil mengamati jumlah flatulensi yang terjadi.   Bila sudah ketahuan, maka berusaha untuk menghindari makan tersebut.
  2. Mengkonsumsi pro dan prebiotic untuk mengontrol jumlah bakteri pembusuk dalam usus.
  3. Mengkonsumsi suplemen enzim pencernaan untuk mengatasi kekurangan enzim.





Dilakukan Dokter
  1. Bila penyebabnya infeksi atau terlalu tingginya jumlah bakteri dalam usus, maka dokter akan memberikan antibiotik.
  2. Bila penyebabnya karena konstipasi, maka dokter akan memberikan anti konstipasi untuk memperlancar proses peristaltik.
  3. Memberikan enzim khusus yang terkait dengan jenis makanan yang dikonsumsi.  Contohnya Baeno enzyme bila makan kacang terlalu banyak.
  4. Memberikan antacid untuk mengurangi produksi gas dalam lambung.
  5. Memberikan metoclopramide yang juga dapat berefek mengurangi produksi gas dalam lambung.
  6. Bila keluhannya ada di bau yang sangat menyengat, dapat dieliminasi dengan mengkonsumsi karbon aktif.  Diberikan sebelum dan sesudah makan.

Pencegahan Flatulensi
  1. Tidak makan dan minum terlalu cepat atau tergesa-gesa.
  2. Memperbaiki pola makan dan jenis makanan yang dimakan. 
  3. Menghindari makan kekenyangan.
  4. Mengatasi penyakit yang dapat menjadi penyebab flatulensi.
  5. Menjaga kesehatan pencernaan dangan suplemen pre dan pro biotik dan suplemen enzim pencernaan.



BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1     Pengkajian
a.       Anamnesa
Anamnesis pada flatulensi meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan pengkajian psikososiospiritual.
·         Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut
·         Riwayat penyakit sekarang
Kaji adanya keluhan nyeri perut, mual, muntah, dengan pendekatan PQRST.
·         Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat nyeri perut pada masa sebelumnya.Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
·         Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya hubungan keluhan flatulensi pada generasi terdahulu.


2.2 Diagnosa Keperawatan
A.    Nyeri abdomen berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
B.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.
C.     Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.

2.3 Intervensi
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
A. Nyeri abdomen berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
No.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 –10)
Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
2.
Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang
3.
- Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
- Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya
mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
4.
Observasi TTV tiap 24 jam
sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya

B. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
No.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Timbang BB klien
Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat

2.
Berikan makanan sedikit tapi sering
meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster

3.
Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.

Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan

C. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya



No.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Kaji tingkat kecemasan
Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya

2.
Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua keluhannya
Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal tundakan yang diberikan

3.
Jelaskan semua prosedur dan pengobatan

Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekejasama dalam perawatannya.

4.
Berikan dorongan spiritual
Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.


2.4  Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi

1 komentar: