Minggu, 02 Februari 2014

askep endokarditis


nama : dwi novita sari 
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
            Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.
            Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien.
            Endokarditis infektif sub akut hamper selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut hampir tak dikenal, karena pasien telah meninggal dunia lebih dahulu di sebabkan oleh sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena infeksi timbul, walapun pada autopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantung. Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidup karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala- gejala infeksi aja.
            Banyaknya penyakit yang terjadi dimasyarakat saat ini, terutama pada system kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui dan menyusun makalah ini. Dan sebagai mahasiswa program S-1 keperawatan dirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan terhadap pasien dengan penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis.



1.2  TUJUAN
·         Mengetahui penyakit- penyakit pada system cardiovaskuler khususnya penyakit”endokarditis”
·         Mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan endokarditis
·         Bisa mengaplikasikan asuhan keperawatan endokarditis pada kehidupan.















BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 KONSEP PENYAKIT
2.1.1 DEFINISI
            Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. (wajan yuni udjianti,keperawatan kardiovaskuler hal,126).
            Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas (buku saku KMB burner & suddart).
            Di dalam jantung, tempat yang paling sering terkena proses endokerditis infeksi adalah katup jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi septal defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septal defect), arteriovenois shunt, arterioterial (patent dustus arterious) atau koartasio aorta, endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.
            Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut, apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua adalah Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4 minggu, biasa disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.



KLASIFIKASI
            Gejala klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yang ringan hingga yang terberat, yaitu Endokarditis Akut, dan Endokarditis Subakut.
1.      Endokarditis Akut
            Biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi 38,9-40,9 Celsius, denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup jantung yang cepat dan luas. Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung bisa mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis). Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya pembuluh darah. Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau dekat dengan jantung.
2.      Endokarditis Sub Akut
            Bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius, penurunan berat badan, berkeringat dan anemia. Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama telah mengalami perubahan. Limpa bisa membesar, Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau dibawah kuku jari tangan. Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang lepas dari katup jantung. Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak pada arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau (stroke).



2.1.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI
            Jantung merupakan salah satu organ vital bagi kelangsungan hidup kita, Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru, Jantung juga dilapisi oleh selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium. Untuk lebih jelas mengenai gambaran posisi jantung bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
Perikardium terdiri dari dua lapisan, yaitu :
1.      Perikardium parietalis yaitu lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru.
2.      Perikardium viseralis/ epikardium  yang merupakan  lapisan permukaan jantungitu  sendiri.
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium sebayak 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas saat jantung berkontraksi sehingga tidak menimbulkan gesekan pada 2 lapisan tersebut. Organ jantung itu sendiri terdiri dari 3 lapisan Yaitu :
                 a.    Lapisan luar (epikardium).
                 b.    Lapisan tengah (Miokardium).
                 c.    Lapisan dalam (endokardium).












Perhatikan gambar berikut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvr8IWoxDwTQ9jSbw4y3mm46XW00BSH9i0BfFTZmp5ulT5oUf5ugGnHZYsWPEkbp1wP7mEOdNH-NxIrB9Xq-TEPwGW-M0fo_dobdSFMRevV39GGApy2HcWpw01N1-K70uXm6WTEOMbNTg/s1600/myocarditis1.jpg

Dibagian dalam jantung terdiri dari 4 ruang yang disebut :
                 a.    Atrium yang  terdiri dari bagian kanan dan kiri.
                 b.    Ventrikel juga terdiri daribagian  kanan dan kiri.
Berikut gambar ruang dibagian dalam dari jantung :


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3oj4FeI9zBZticw0dqcFRYlTvx28NBRpWU-eipK_hrMTMpTL6Nh_n0ufMeDPu0qDtjfNHyWdseQuqJ0PuBesGlF80Dq7U1B18dh_1su35WuLdKX_fJFf-XjJAJFkmHsnpTMqXyg65Iv_o/s1600/080215.jpg
Katup atrioventrikuler
Katup ini terletak diantar arium dan ventrikel :
a.       Trikuspid, terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan, terdiri dari 3 daun katup.
b.      Bikuspid (Mitral), terletak antara atrium dan ventrikel kiri, terdiri dari 2 daun katup.
Katup Semilunar
a.       Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b.      Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

2.1.3 ETIOLOGI
            Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut.
            Etiologi lain adalah streptococcus faecealis, streptokok dan stafilokok lain, bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virus dan candida.
            Factor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung reumatik, katub aorta bikuspidalis, prolabs katub mitral dengan regurgitasi, katub buatan, katub yang floppy pada sindrom marfan, tindakan bedah gigi orofaring yang baru, tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas, pecandu, narkotika intravena sentral, dan pemberian nutrisi penetral yang lama. Penyebab lainnya misalnya: riketsia burette, brucella abortus

2.1.4        MANIFESTASI KLINIS
            Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnya timbul. Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut gigi, infeksi saluran nafas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita adalah demam, lemah, letih, lesu, keringat malam banyak, anoreksia, berat badan menurun dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari tangan, dan kakidan sakit pada kulit.
Gejala klinis Endokarditis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat
1.      Endokarditis sub akut
            Gejala timbul kurang lebih dua minggu sesudah inkubasi. Keluhan penderita seperti keluhan infeksi yang umum antara lain panas yang terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makan kurang, lemas, berat badan turun. Timbulnya gejala karena komplikasi seperti gagal jantung, gagal emboli pada organ tubuh yang terkena misalnya gejala neorologi, sakit dada, sakit diperut kiri atas, hematuria, tanda iskemia diekstremitas.

2.      Endokarditis akut
Gejala timbul lebih berat dalam waktu yang lebih singkat. Tanda- tanda yang dapat dilihat pada endokarditis bermacam- macam. Pasien merupakan gejala yang paling umum pada endokarditis. Pada pemeriksaan fisik jantung sering ditemukan adanya bising tidak menghilangkan kemungkinan adanya endokarditis.
Tanda- tanda karena kelainan vaskuler seperti :
·         ptechiae, bercak pada kulit atau mukosa yang kelihatan pucat.
·         splinter hemoraghes bercak kemerahan dibawah kulit.
·         osler node, nodus berwarna gelap yang menonjol dan sakit, terdapat pada kulit, tangan atau kaki, terutama pada ujung jari kaki.
·         janeway lesion, bercak kemerahan pada telapak tangan atau kaki, tanda-tanda pada mata berupa ptekie konjungtiva, perdaarahan, kebutaan, tanda endoflamitis. Semua tanda-tanda yang disebutkan diatas tidak selalu ada pada penderita endokarditis.
            Elektrokardiogram tergantung dari kelaian dasar pada penyakit jantung. Adanya gangguan konduksi menunjukkan kemungkinan terjadi abses atau endokarditis. Gambaran foto roentgen tergantung dari kelainan dasar pada jantung. Bila ada gagal jantung akan ditemukan pembesaran jantung. Dan tanda terdengar diparu.

2.1.5        PATOFISIOLOGI
            Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus group A. Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme tersebut.
            Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik yang sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit. komplikasi miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecatatan permanen.
            Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan dengan ukuran sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah katup. Manik- manik kecil tadi tidak tidak tampak berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang secara bertahap menebalkan bilah- bilah katup, menyebabkanya menjadi memendek dan menebal disbanding yang normal, sehingga tak dapat menutup dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup mitral.
            Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup. Sebagian kecil pasien dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan gagal jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Pasien ini harus dirawat diruang perawatan intensif.
            Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya sempurna. Namun, meskipun pasien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek residual permanen yang tetap tinggal yang sering menimbulkan deformitas katup progresif. Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan keberadaannya, mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama ini. Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasi atau keduanya dapat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien, bahkan dapat terdeteksi adanya thriil pada saat palpasi. Miokardium biasanya dapat mengkompensasi defek katup tersebut dengan baik sampai beb erapa waktu tertentu.
            Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasien masih dalam keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal jantung akan muncul, apabila terjadi dekompensasi.
  1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
  2. Embolisasi yang berasal dari organ lain
  3. Baterimia
  4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi
Port d’entrée(tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi, farinks, intestium, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakteri melekat pada katub jantung yang rusak maupun endokardium, kemudian terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan didalamnya bakteri- bakteri tersebut berkumpul dan berkembang biak. Begitu pula dalam tindakan- tindakan bedah urologis(sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi dapat menyebabkan endokarditis.
2.1.6       
Faktor predisposisi :
-          Respon imunologis terhadap infeksi
-          Perubahan metabolisme akibat penuaan
-          Prosedurdiagnostik invasif
-          Pengobatan imunosupresif
-          Antibiotik jangka panjang
 
PATOFLOW
Mikroorganisme : bakteri (streptokokus, enterokokus, pneumokokus, stafilakokus). Fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.
 
                                                                                
 


























2.1.7 KOMPLIKASI
  1. Komplikasi Endokarditis:
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1.      penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari vegetasi endokardial
2.      infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik emboli atau bakterimia
3.      reaksi immunologis
Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
1. infark atau infark berdarah
2. pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural
3. prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma
4. perubahan fungsi otak karena berbagai factor

Bila terjadi emboli akan akan mengakibatkan:
a.       Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah
b.      lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerisakan jaringan otak dan terjadi proses supurasi.

Hal tersebut mengakibatkan:
1. septik atau septic meningitis
2. absces, mikro absces otak
3. meningoencephalitis

            Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang bersangkutan. Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme, pengaruh obat- obatan, pengaruh toksis dari infeksi systemic, reaksi imunitas terhadap pembuluh darah, proliferatif endarteritis.

  1. Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif
    1. Gagal jantung
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung sedang sampai berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus

    1. Emboli
Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 50-60% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi pada otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus, mata dll.
    1. Aneurisma nekrotik
Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami perdarahan
    1. Gangguan neurologik
Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan bisa berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa(psikotik) meningo ensepalitis steril. Kelainan pada pembuluh darah otak 80% disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak

2.1.8        PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.    Laboratorium
            Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
            Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotic.


B.     Echocardiografi
Diperlukan untuk:
• melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)
• melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif
• mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral )
• penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub

2.1.9        PENATALAKSANAAN
1.      Medis
a)      Tirah baring
b)      Farmakoterapi: antibiotic(penicillin, streptomycin vancomycyn, gentamicyn)
c)      Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravena dosis tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau mengganti katub yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita kelainan katub jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.
            Pengobatan akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat tepat(terutama sesuai dengan uji resistensi) valid, dan waktu yang cukup. Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah dengan nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam dan gntamisin 1,5 mg/kg BB 8/ jam. Sedangkan untuk endokarditis sub akut cukup dengan ampisilin dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak- anak dengan endokarditis disertai kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G 2,4- 6 juta unit/hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara parenteral selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau oral (penisislin V). dap[at ditambahkan streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jam selama 2 minggu. Pada orang tua atau wanita setelah tindakan stentri dan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2- 2,4 juta unit/ hari parenteral ditambah gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang dibagi dalam 2 -3 dosis. Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12 g sehari. Lama pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman resisten terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam iv atau nafsin 1,5 g tiap 4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam atau eritromisin 0,5 g tiap 8 jam. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur biasanya fatal, doberikan amfotetisin B 0,5-1,2 mg/ hari iv dan flurositosin 150 mg/ kg BB per oral.
            Resiko mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah yang terlalu awal, Tapi apabila pembedahan terlambat dilakukan, pasien dapat meninggal karena hemidinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan obat- obatan, septikimia yang tidak berespon dengan pengobatan antibiotik, perluasan infeksi intrakardiak, endokarditis pada lesi jantung bawaan, dan endokarditis karena jamur.
            Profilaksis antibiotik diperlukan pada tindakan yang memungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya operasi atau pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan pemberian amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur, diikuti 1,5g pada 6 jam setelah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberiakan 800mg klindamisin oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam setelah dosis inisial.

2.      Keperawatan
            Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan yaitu sebagai berikut:
1.      Independent
2.      Dependent
3.      Interdepend


















2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
  • Data Demografi/ identitas
 Umur (usia> tua)
 Murmur jantung
 Aritmia
 Tekanan darah mneingkat
 Nadi perifer cenderung lemah
 Intoleransi aktivitas
 Suku bangsa
 Pekerjaan
 Pekerja berat
 Stress tinggi
 Lingkungan/ tempat tinggal
 Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan
  • Pengkajian data dasar
1) Riwayat atau adnya factor- factor resiko:
 Penyakit jantung bawaan
 Riwayat bedah jantung
 Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
 Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat invasif
2) Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan survei umum kemungkinan menunjukkan:
 Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur systole(dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensi mitral) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta stenosis tricuspid atau stenosis mitral)
 Atralgia
 Anoreksia dan kehilangan berat badan
 Lelah
 Spelenomegali
 Lesi vaskuler
o Nodus osler(nyeri, adanya nodul merah dikulit)
o Lesi janeways(datar, tidak ada nyeri, bintik- bintik merah yang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak tangan yang menjadi pusat karena tekanan)
 Ptekia
 Gejala gagal jantung
3) Pemeriksaan diagnostik
 Kultur darah positif untuk infeksi organisme
 JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah batas normal
 Laju sedimen eritrosit(ESR) meningkat, menggambarkan adanya peradangan
 Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
 Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertropi jantung
 EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
 Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
 Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak ada
 Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/ penurunan gerak dinding
 Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi pulmonal
 JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
 Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur penyebab
 LED: umumnya meningkat
 Titer ASO: peninggian pada demam reumatik(kemungkinan pencetus)
 Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE(kemungkinan pencetus)
 Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi, infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE, penyakit rheumatoid, keganasan
4) Kajian perasaan pasien dan masalah- masalah tentang kondisi sesudah distress cardiopulmonal

2.2.2 DIAGNOSA
1.      Aktual/resiko nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke area miokardium akibat sekunder dari penurunan perfusi
2.      Aktual/resiko tinggi tidak efektif perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan tromboemboli atau kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis
3.      Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan
4.      Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan

2.2.3        INTERVENSI
DX 1               : Aktual/resiko nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai                              darah ke area miokardium akibat sekunder dari penurunan perfusi
Tujuan             : dalam waktu 3x24 jam terdapat penurunan respons nyeri dada
Kriteria Hasil   : secara subjektif klien mengatakan penurunan rasa nyeri dada, secara                        objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal, wajah rileks,                                tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine >600 ml/hari
Intervensi
Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lamanya dan penyebab nyeri
Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian
Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
1.      Istirahatkan klien
Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen jaringan perifer sehingga akan menurunkan kebutuhan miokardium dan akan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jarinagn nyeri
2.      Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung
Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi oksigen ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan
3.      Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Meningkatkan suplai oksigen sehingga akan menurunkan nyeri akibat sekunder dari iskemia jaringan otak

DX 2               : Aktual/resiko tinggi tidak efektif perfusi jaringan perifer yang                                 berhubungan dengan tromboemboli atau kerusakan sekunder katub-                        katub pada endokarditis
Tujuan             : dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi gangguan perfusi perifer
Kriteria Hasil   : perfusi jaringan yang adekuatdapat dipertahankan sesuai dengan                             kebiasaan individu seperti kebiasaan makan, tanda vital yang pasti,                    kehangatan, tekanan nadi perifer, keseimbangan intake dan output
Intervensi
Rasional
Evaluasi status mental. Catat adanya hemiparalisis afasia, muntah, peningkatan tekanan darah
Indikasi adanya emboli sistemis ke otak
Kaji nyeri dada, dispnea yang tiba-tiba ditandai dengan takipnea, nyeri pleuritis, sianosi
Emboli arterial pada jantung atau organ pentinglain dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau disritmia kronis. Kongesti vena dapat menunjukkan tempat trombus pada vena-vena yang dalam dan emboli paru.
Observasi edema pada ekstermitas. Catat kecenderungan/lokasi nyeri, tanda-tanda Homan positif
Inaktivitas/tirah baring yang lama dapat menimbulkan terjadinya kongesti vena dan trombosis vena
Observasi adanya hematuria yang di tandai oleh nyeri pinggang dan oliguria
Indikasi adanya emboli ginjal
Catat keluhan nyeri perut kiri atas menjalar ke bahu, kelemahan lokal, abdolminalngiditas
Indikasi emboli kandung empedu

DX 3               : Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan                         ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan                                    kebutuhan
Tujuan             : dalam waktu 3x24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan                                meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria Hasil   : klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang                       berat, terutama mobilisasi di tempat tidur
Intervensi
Rasional
Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel- sel miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung pericardial bila ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara negative mempengaruhi curah jantung.
Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal
Pantau frekuensi/ irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum/ setelah aktivitas dan selama diperlukan.
Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
Pertahankan tirah baring selama priode demam dan sesuai indikasi
Rencanakan perawatan dengan priode istirahat/ tidur tanpa gangguan.
Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis/ endokarditis. Catatan: demam meningkatkan kebuuhan dan kebutuhan oksigen, karenanya meningkatkan kebutuhan dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan beban kerja jantung dan menurunkan toleransi aktivitas.
Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
Evaluasi respons emosional terhadap situas/ berikan dukungan.
Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.

DX 4               : Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian,                                     penurunan status kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan                    kesehatan
Tujuan             : klien/keluarganya mampu mengekspresikan rasa takut/cemas secara                         positif sehingga mekanisme kopingnya menjadi efektif dan                              kecemasan/rasa takut berkurang/hilang
Kriteria Hasil   : klien mampu mengekspresikan takut atau cemasnya secara wajar dan                      mendiskusikan pengaruh penyakitnya terhadap perubahan pola hidup
Intervensi
Rasional
Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengenal lingkungan dan tim perawatan
menurunkan tingkat kecemasan klien terhadap lingkungan asing dan perubahan kondisi fisik.
Berikan waktu secukupnya kepada klien untuk berbicara dengan orang terdekat (keluarga/teman)
Dukungan orang terdekat, konseling kepada rohaniwan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan memberikan kenyamanan psikologis
Memberikan penjelasan tentang tujuan, hasil yang diharapkan dari prosedur dilakukan serta akibat sampingnya
Memenuhi aspek legal informed consent dan mencegah kecemasan tentang prosedur medis

2.2.4        IMPLEMENTASI
Pelaksanaan pada pasien dengan penyakit endokarditis antara lain sebagai berikut:
1.      Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi.
2.      Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
3.      Keamanan dan kenyamananfisik serta psikologisnya harus dilindungi
4.      Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan keperawatan yang telah dilakukan.


2.2.5        EVALUASI
1.      Aktual/resiko nyeri yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke area miokardium akibat sekunder dari penurunan perfusi
Ø  Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
Ø  Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai indikasi untuk situasi individual
Ø  Mengidentifikasi metide yang memberi penghilangan.

2.      Aktual/resiko tinggi tidak efektif perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan tromboemboli atau kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis
Ø  Perfusi jaringan serebral dipertahankan.
- Klien sadar dan berorientasi.
- Tidak ada tanda-tanda embolisasi.
Ø  Mempertahankan/ mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual. Missal: mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer ada/ kuat, masukkan/ haluaran seimbangan

3.      Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan
Hasil yang diharapkan:
Ø  Melaporkan/ menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
Ø  Mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi
Ø  Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan terapiutik yang dipelukan

4.      Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan
Ø  Kecemasan dan stress tambahan  terhadap keadaan jantung yang sudah menurun


















BAB III
PENUTUP
4.1  KESIMPULAN
            Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang masuk.           Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut.
4.2  SARAN
            Dari makalah ini penulis dapat menyarankan kepada pembaca bahwa endokarditis merupakam hal yang penting untuk dipelajari khususnya bagi orang yang berkecimpung dalam dunia keperawatan, karena mutu seorang perawat dilihat dari keterampilannya dalam memberikan askep yang professional juga bisa mengetahui apa itu pennyakit endokarditis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar