Jumat, 30 September 2016

askep tenis elbow



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    latar belakang
Pada tahun 1882, Morris memperkenalkan istilah “lawn tennis elbow” yang merujuk pada suatu sindroma pada siku yang ditemukan pada para pemain tenis, istilah itu kemudian disingkat menjadi “tennis elbow”. Namun menurut data epidemiologi terbaru, para penderita  penyakit ini mayoritas justru berasal dari orang-orang yang bukan pemain tenis.
Tennis elbow merupakan salah satu jenis overuse syndrome dan kondisi ini timbul sebagai akibat dari ekstensi pergelangan tangan yang berlebihan. Hal ini sering ditemukan pada orang-orang yang terbiasa melakukan repetisi supinasi dan pronasi lengan bawah ketika sendi siku sedang dalam keadaan ekstensi (seperti gerakan pemain tenis yang melakukan pukulan backhand
Dulu, tennis elbow dikenal juga dengan istilah epikondilitis lateral, karena ada dugaan bahwa inflamasi memainkan peranan penting dalam timbulnya gejala. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan istilah tersebut kurang tepat, karena secara umum, ketika dilakukan pemeriksaan mikroskopik tendon, tidak ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi, namun yang ada justru degenerasi angiofibroblast dan kolagen-kolagen yang tersusun secara tidak beraturan
Tendon relatif hipovaskuler pada daerah proksimal hingga pada daerah insersi tendon. Hipovaskularitas ini kemungkinan besar menjadi predisposisi degenerasi tendon hipoksik, yang berimplikasi pada etiologi tendinopati. Patologi primer tersering kelainan ini adalah tendinosis pada tendon extensor carpi radialis brevis (ECRB) 1-2 cm dari arah distal perlekatannya pada epikondilus lateralis
Insidensi tennis elbow bervariasi mulai dari 1% hingga 3% dari populasi umum dan kelainan ini dapat ditemukan pada 50% pemain tenis. Meskipun begitu, jumlah pemain tenis yang terkena penyakit ini hanya sekitar 5% dari jumlah semua pasien tennis elbow. Oleh karena itu penggunaan istilah tennis elbow sebenarnya kurang tepat, sebab mayoritas penderitanya justru bukan pemain tenis.
Jumlah pasien tennis elbow para pria dan wanita sama banyaknya. Kelainan ini sering ditemukan pada orang-orang berkulit putih, pada tangan yang dominan, dan insidensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dengan populasi puncak pada usia 30 hingga 50 tahun, serta usia rata-rata penderitanya adalah 42 tahun
1.2    tujuan
tujuan umum
Tujuan umum adalah memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan epikondilitis lateris
Tujuan Khusus
a.          Untuk mengetahui Definisi dari epikondilitis lateris
b.         Untuk mengetahui Etiologi dari epikondilitis lateris
c.          Untuk mengetahui Patofisiologi dari epikondilitis lateris
d.         Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari epikondilitis lateris
e.          Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan  epikondilitis lateris














BAB II
TINJAUN TIORI
2.1 definisi
Epikonditis lateris merupakan kerusakan pada tendon yang berfungsi menekuk pergelangan tangan ke arah belakang menjauhi telapak tangan dan menyebaban nyeri dan pada pergelangn tangan sebelah belakang luar
Tendon relatif hipovaskuler pada daerah proksimal hingga pada daerah insersi tendon. Hipovaskularitas ini kemungkinan besar menjadi predisposisi degenerasi tendon hipoksik, yang berimplikasi pada etiologi tendinopati. Patologi primer tersering kelainan ini adalah tendinosis pada tendon extensor carpi radialis brevis (ECRB) 1-2 cm dari arah distal perlekatannya pada epikondilus lateralis
2.2 anatomi fisiologi
            Sendi siku dibentuk oleh tiga potong tulang yaitu tulang humerus, ulna dan radius yang saling berhubungan dalam satu rongga sendi yang bersama-sama. (6) (7)
Pada dasarnya di dalam sendi siku terdapat dua gerakan yakni fleksi/ekstensi dan rotasi berupa pronasi dan supinasi. Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi antara tulanghumerus dan lengan bawah (radius dan ulna), pronasidan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna, sementara itu radius juga berputar pada boros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala radius dan incisura radialisulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak dekat pergelangan tangan. (6)
Sendi siku sangat stabil karena diperkuat oleh simpai sendi yaitu ligamentcollateral  medial dan lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan terutama kepala radius. Otot-otot yang berfungsi  pada gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii, pronator teres dan supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan tangan seperti otot ekstensor carpi  radialis longus yang berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - 7, otot ekstensor carpi radialis brevis,berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 – servikal 7. (11)
Tabel 1: Anatomi otot-otot yang menyusun Lateral Compartement of the Elbow (6)
Otot
Fungsi
Origo
Insersio
Extensor
carpi radialis
longus
Ekstensi dan abduksi pergelangan tangan
Aspek distal dari lateral supra-condylar ridge humerus
Dan septum intermuscular lateral
Aspek dorsal dari basis tulang metakarpal kedua
ECRB
Ektensi pergelangan tangan
Tendon extensor communis dari epikondilus lateral humerus
Aspek dorsal dari basis tulang metakarpal ketiga
Extensor
digitorum
communis
Ektensi pergelangan tangan, jari kedua-jari kelima pada sendi MCP
Tendon extensor communis dari epikondilus lateral humerus
Dorsum jari kedua-jari kelima
Extensor carpi
ulnaris
Ekstensi dan adduksi pergelangan tangan
Caput humeral: Tendon extensor communis dari epikondilus lateral humerus, caput ulnaris: aspek dorsal dari mid ulna
Aspek ulnar dari basis tulang metakarpal kelima
Extensor digiti
minimi
Ektensi phalanx proximal jari kelima pada sendi MCP dan membantu ekstensi pergelangan tangan
Tendon extensor communis dari epikondilus lateral humerus
Area dorsal jari kelima
Anconeus
Memperkuat kapsul sendi dan bertindak sebagai ekstensor lemah pada elbow
Aspek posterior epikondilus lateral humerus
Aspek radial olecranon dan ulna proksimal
Supinator
Supinasi lengan bawah
Caput humeri: epikondilus lateral; caput ulnaris: aspek lateral olecranon (krista supinator)
Aspek lateral dan anterior radius proksimal hingga medial
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIuSObmNsqFaAxmL-7XSlTyynH8ch0NJaA-8eTbsB39XFeHiBycARcE9wO_cPYGNFh9qJZnDwMIlTm5FmDdRukUrB1-8kiYLLzBXvMxGzqTlf3JF2EOxw2-5LMFH25hvyIn8MPCl0qnen0/s320/New+Picture+%25281%2529.png
 
Gambar 2: Gambar otot-otot pada aspek lateral elbow, yang berdekatan dengan origo tendon epikondilus lateral. CET= common extensor tendon, ECRB= extensor carpi radialis brevis, ECRL= extensor carpi radialis longus, ECU= extensor carpi ulnaris, EDC= extensor digitorum communis. Dikutip dari kepustakaan (6).
Extensor carpi radialis brevis (ECRB), extensor digitorum communis, dan extensor carpi ulnaris bergabung membentuk suatu tendon yang kuat, diskret, serta melekat pada aspek anterior epikondilus lateral dan pada punggung suprakondilar lateral, dekat dengan origo brachioradialis dan extensor carpi radialis longus. Epikondilus lateral juga merupakan tempat perlekatan extensor digiti minimi dan supinator, yang bergabung bersama dengan ECRB, extensor digitorum communis, dan extensor carpi ulnaris, untuk membentuk tendon extensor communis (Gambar 1). ECRB terletak pada aspek anterior dan profunda tendon communis dan memiliki insersi pada basis tulang metacarpal ketiga. Bagian bawah ECRB bersentuhan langsung dengan capitellum dan bagian lateralnya senantiasa bergesekan dengan capitellum selama proses ekstensi dan fleksi elbow. Robekan dan abrasi repetitif akibat pergesekan tersebut kemungkinan besar memainkan peranan penting dalam patofisiologi epikondilitis. Lesi primer yang paling sering kali menimbulkan epikondilitis adalah lesi yang terletak pada ECRB, lalu extensor digitorum communis, dan sisanya adalah otot-otot lain dan tendon pada kompartemen lateral. Lokasi origo dan insersio serta fungsi otot dan tendon tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar