BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
A.
indentitas
pasien
Identitas Klien :
Tn . H
Sumber informasi
: keluarga
Tempat/tanggal lahir : palembang , 08 agustus 1951
Umur
:
62 tahun
Agama
:
islam
Jenis kelamin
:
laki-laki
Pekerjaan
: buruh
Diagnosa medis : dimensia
3.2 Pemeriksaan
Fisik
Per sistem dan terarah (B1-B6) dengan fokus
pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) dan dihubungkan dengan
keluhan-keluhan dari klien
1.
Keadaan Umum
Umumnya
mengalami penurunan kesadaran sesuai dengan degenerasi neuron kolinergik dan
proses senilisme.Adanya perubahan pada tanda vital meliputi
bradikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernapasan.
a. B1 (Breathing)
Berkaitan dengan hipoventilasi inaktifitas, aspirasi
makanan atau saliva dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
1) Inspeksi, didapatkan klien batuk
atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum,
sesak napas, dan penggunaan otot bantu napas.
2) Palpasi, taktil premitus seimbang
kanan dan kiri
3) Perkusi, adanya suara resonan
pada seluruh lapangan paru
4) Auskultasi, bunyi nafas tambahan
seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi, pada klien dengan peningkatan produksi
sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien
dengan inaktivitas.
b. B2 (Blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping
pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem
persarafan otonom.
c. B3 (Brain)
Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan fokus dan lebih
lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada sistem lainnya.
1) Inspeksi umum, didapatkan
berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah laku.
2) Pengkajian Tingkat Kesadaran: Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan status kognitif klien.
2) Pengkajian Tingkat Kesadaran: Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan status kognitif klien.
3) Pengkajian fungsi serebral:
Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan
memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
4) Pengkajian Saraf kranial. Pengkajian saraf ini meliputi pengkajian saraf kranial I-XII :
4) Pengkajian Saraf kranial. Pengkajian saraf ini meliputi pengkajian saraf kranial I-XII :
a) Saraf I.
Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak ada kelaianan fungsi penciuman
b) Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan, yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan alzheimer mengalami keturunan ketajaman penglihatan
b) Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan, yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan alzheimer mengalami keturunan ketajaman penglihatan
c) Saraf III, IV dan VI.
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan pada saraf ini
d) Saraf V. Wajah
simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini.
e) Saraf VII. Persepsi
pengecapan dalam batas normal
f) Saraf VIII. Adanya
tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses senilis serta penurunan
aliran darah regional
g) Saraf IX dan X. Kesulitan
dalam menelan makanan yang berhubungan dengan perubahan status kognitif
h) Saraf XI. Tidak atrofi otot
strenokleidomastoideus dan trapezius.
i) Saraf XII. Lidah simetris,
tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada vasikulasi dan indera pengecapan
normal
5) Pengkajian sistem Motorik
a) Inspeksi umum pada tahap lanjut
klien akan mengalami perubahan dan penurunan pada fungsi motorik secara umum.
b) Tonus Otot. Didapatkan meningkat.
Keseimbangan dan Koordinasi. Didapatkan mengalami gangguan karena adanya
perubahan status kognitif dan ketidakkooperatifan klien dengan metode
pemeriksaan.
c) Pengkajian Refleks. Pada tahap
lanjut penyakit alzheimer sering mengalami kehilangan refleks postural, apabila
klien mencoba untuk berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan
dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat menyebabkan klien
sering jatuh.
6) Pengkajian Sistem sensorik.
Sesuai barlanjutnya usia, klien dengan penyakit
alzheimer mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif.
Penurunan sensori yang ada merupakan hasil dari neuropati perifer yang
dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum.
d. B4 (Bladder)
Beberapa klien sering berkemih tidak pada
tempatnya.Penurunan refleks kandung kemih yang bersifat progresif dan klien
mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan mengomunikasikan
kebutuhan
e. B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan
asupan nutrisi yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status
kognitif konstipasi
f. B6 (Bone)
Kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan umum dan
penurunan status kognitif menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan
aktivitas sehari-hari
3.3 Diagnosa
1. Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat,
2. Perubahan
pola eliminasi b/d ketidak mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali
kebutuhan
3.
Perubahan
proses pikir berhubungan dengan degenerasi neuron irreversible
4.
Koping
individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan menyelesaikan masalah,
perubahan intelektual
3.4 Intervensi
Dan Rasional
DX 1: Resiko
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan
nutrisi tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan pasien terpenuhi
Krateria hasil : mengerti pentingnya nutrsi bagi
tubuh, memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan
laboratarium
No
|
DX
|
Intervensi
|
Rasional
|
2
|
2
|
1.
Evaluasi kemampuan makan klien
2.
Observasi BB jika memungkinkan
3.
Menejemen mencapai kemampuan menelan
a. Makanaan
setengah padat dengan sedikit air memudahkan untuk menelan
b. Klien
dianjurkan untuk menelan secara berurutan
c. Klien
diajarkan untuk meletakna makanan diatas lidah menutup bibir dan gigi serta
menelan
d. Klien
dianjurkan untuk mengunyah pertama kali pada satu sisi mulut dan kemudian
kesisi yang lain.
e. Masase
otot wajah dan leher sebelum makan dapat membantu
f. Berikan
makanan kecil dan lunak
|
1.
Klien mengalami kesulitan dalam mempertahankan BB mereka. Mulut mereka kering
akibat obat-obatan dan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Klien
berresiko terjadi aspirasi akibat penurunan refleks batuk
2.
Tanda kehilangan BB (7-10%) dan kekurangan intake nutrisi menunjang
terjadinnya masalah katabolisme, kandungan glikogen dalam otot dan kepekaan
terhadap pemasangan ventilator
3.
Meningkatkan kemampuan klien dalam menelan dan dapat membantu pemenuhan
nutrisi klien via oral. Tujuan lain adalah mencegah terjadinya kelelahan,
memudahkan masuknya makanan dan mencegah gangguan pada lambung
|
DX 2: Perubahan pola eliminasi b/d ketidak
mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali kebutuhan
Tujuan : dapat mengenali keadaan sekitar
Kreteria hasil: pasien dapat mengenali kebutuhan diri
sendiri
No
|
DX
|
Intervensi
|
Rasional
|
3
|
3
|
1. Kaji pola
sebelumnya dan bandingkan dengan pola yang sekarang
2. letakkan
tempat tidur dekat dengan kamar mandi jika memungkinkan. Buat tanda
tertentu/pintu berkode khusus. Berikan cahaya yang cukup terutama malam hari.
3. Buat
program latiha defekasi/kandung kemih. Tingkatkan parttisipasi pasien sesuai
tingkat kemampuannya.
4. Hindari
perasaan yang diburu-buru .
|
1. Memberikan
informasi mengenai perubahan yang mungkin memerlukan pengkajian/intervensi
2. Meningkatkan
orientasi atau penemuan kamar mandi. Inkontinensia mungkin disertai
ketidakmampuan untuk menemukan tempat berkemih/defekasi.
3. Menstimulasi
kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh dan membantu
menghindari kecelakaan
4. Menstimulasi
kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh dan membantu
menghindari kecelakaan.
|
DX
3: Perubahan proses pikir berhubungan
dengan degenerasi neuron irreversible
Tujuan :
gangguan proses pikir pasien tidak bertambah buruk
Kreteria
hasil : Klien mampu mengenali perubahan dalam berpikir / tingkah laku dan
factor-faktor penyebab jika memungkinkan
No
|
DX
|
Intervensi
|
Rasional
|
4
|
4
|
1. Kaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan
orientasi terhadap orang, tempat waktu, rentang perhatian dan kemampuan
berpikir
2. Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang 3. Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang 4. Tatap wajah ketika bercakap-cakap dengan pasien 5. Gunakan kata-kata yang pendek dan kalimat yang sederhana dan berikan instruksi sederhana. Ulangi instruksi tersebut sesuai dengan kebutuhan. |
1.
Memberikan dasar untuk evaluasi/perbandingan yang akan datang dan
mempengaruhi pilihan terhadap intervensi.
2. Keramaian biasanya merupakan sensori yang berlebihan yang meningkatkan gangguan neuron 3. Pendekatan yang terburu-buru dapat mengancam pasien bingung yang mengalami kesalahan persepsi. 4. Menimbulkan perhatian, terutama pada orang-orang dengan gangguan perceptual 5. Sesuai dengan berkembangnya penyakit, pusat komunikasi dalam otak mungkin saja terganggu. |
DX
4 : Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan ketidakmampuan menyelesaikan masalah, perubahan intelektual
Tujuan :
Pasien diharapkan mampu melakukan koping individu menjadi
efektif
Kreteria
hasil : Pasien Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat
tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi
No
|
DX
|
Intervensi
|
Rasional
|
5
|
5
|
1.
Kaji
perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan
2. Dukung kemampuan koping 3. Beri dukungan psikologis secara menyeluruh 4. Anjurkan orang yang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan hal-hal untuk dirinya semaksimal mungkin 5. Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi |
1.
Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi
2. Kepatuhan terhadap program latihan dan berjalan membantu memperlambat kemajuan penyakit. 3. Klien Alzheimer sering merasa malu, apatis, tidak adekuat, bosan dan merasa sendiri. Klien dibantu dan didukung untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (seperti meningkatnya mobilitas) 4. Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi. 5. Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang. |
3.5 Implementasi
1. pasien
tidak mengalami trauma lagi
2. kebutuhan
pasien terpenuhi
3. pasien
dapat kembali mengenali keadaan sekitar
4.
pasien mampu
mengenali perubahan dalam berpikir / tingkah laku dan factor-faktor penyebab
jika memungkinkan
5. Pasien Mampu
menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang sedang terjadi
6.
pasien
mengalami perbaikan persepsi sesori
7. pasien
mengatakan pola tidur kembali normal
3.6 Evaluasi
DX
1: S : pasien mengatakan berat badan
kembali normal
O : tamapak kebutuhan
pasien telah terpenuhi
A : intervensi tercapai
P : -
DX
2 : S : pasien mengatakan dapat
mengenali keadaan sekitar
O: pasien tamapk
kembali memenuhi kebutuhan diri sendiri
A: intervensi tercapai
P: -
DX
3 : S : pasien mengatakan dapat kembali
mengingat atau berfikir
O : pasien tampak
kembali berfikir
A : intervensi tercapai
P : -
DX
4 : S : pasien mengatakan dapat kembali
bekomunikasi dengan keluarga
O : pasien tampak dapat
brkomunikasi dengan baik
A : intervensi tercapai
P : -