Jumat, 21 Maret 2014

laporan pendahuluan intranatal care denagn PEB



LAPORAN PENDAHULUAN
A.      Definisi
Intranatal care adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir dan ataujalan lain. ( Rustam Muchtar , 1998 )
         Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman sastrawinata ,1983
         Pada pre – eklampsi sering terjadi peningkatan tekanan darah disertai protein urine akibat kehamilan terutama pada komplikasi primigravida terjadi setelah usia 20 – 40 minggu kecuali jika terjadi penyakit trofoblastik
         Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B.       Anatomi Fisiologi
1        Anatomi Fisiologi
Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).

1.      Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di sebelah kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel telur atau ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron dan . Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel. Setiap folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai penyedia makanan dan pelindung bagi sel telur yang sedang mengalami pematangan.

2.      Tuba Fallopi
Tuba fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba fallopi ini merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Tuba fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus yang merupakan bagian tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula, yaitu daerah yang berbentuk lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan infudibulum, yaitu daerah pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong (fimbria). Pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong disebut pula infudibulum. Infudibulum mengandung tonjolan-tonjolan seperti kaki cumi-cumi yang berjumbai-jumbai disebut fimbriae. Fimbriae ini berperan untuk menangkap ovum. Ovum yang telah ditangkap fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopi.
Dengan adanya gerak peristaltik serta dinding tuba fallopi yang bersilia, ovum kemudian diangkat menuju rahim. Dengan demikian, tuba fallopi memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menyalurkan ovum menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok bagi proses pembuahan dan perkembangan telur sebelum fertilisasi terjadi.



3.      Uterus
Uterus lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang disebut simpleks. Uterus ini berbentuk seperti buah pear dan berotot cukup tebal. Pada wanita-wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang rahimnya adalah 7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai 5 cm. Pada rahim bagian bawah bentuknya mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan bagian yang lebih besar disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, meiometrium, dan endometrium. Pada lapisan endometrium dihasilkan banyak lendir, serta terdapat banyak pembuluh darah. Lapisan endometrium ini mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam). Uterus ini merupakan tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di samping itu, rahim juga terbagi atas tiga bagian, yaitu fundus, bagian paling atas yang berdekatan dengan saluran telur, ismus bagian tengah rahim, dan serviks yang sering kali disebut sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah dan tersempit, yang memanjang sampai vagina.

4.      Vagina
merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung dilapisi dengan otot yang arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas. Bagian dinding vagina lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat banyak lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk mempermudah jalannya proses kelahiran bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar bartholi. Vagina ini merupakan organ persetubuhan (kopulasi) pada wanita.



Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat reproduksi bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora, mons pubis, labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput dara). Labia mayora adalah bibir bagian luar dari vagina yang tebal dan berlapiskan lemak, sedangkan mons pubis merupakan bagian tempat bertemunya dua bibir vagina dengan bagian atas yang terlihat membukit. Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.
Organ klitoris, merupakan bagian vagina yang berbentuk tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit. Adapun orificium uretra adalah muara saluran kencing yang letaknya tepat di bawah organ klitoris. Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput darah

C.       Etiologi
Ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1.      Factor Hormonal yang menyebabkan kontraksi uterus
-         Rasio estrogen
-         Pengaruh eksitosin
-         Pengaruh hormonal fetus
2.      Faktor mekanis
-         Regangan otot-otot uterus
-         Regangan atau iritasi serviks

D.      Jenis persalinan persalinan
1. Persalinan spontan
Persalinan(partus spontan) adalah proses lahirnya  bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri tanpa alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya  berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar  dengan rangsangan
E.     Tanda-tanda persalian

1.      Terasa nyeri di selangkangan

Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.

2.      Sakit pada panggul dan tulang belakang.

Anda akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.

3.      Keluarnya Lendir Kental Bercampur Darah

Selama kehamilan bayi anda tersumbat dalam rahim oleh mucus (gumpalan lendir yang lengket pada leher rahim). Saat persalinan dimulai dan cervix mulai membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan, membran yang mengelilingi bayi anda dan cairan amniotik agak memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda ini merupakan tanda anda segera akan menjalani proses persalinan.

4.      Kontraksi

Adalah tidak biasa bisa suatu persalinan diawali dengan kontraksi yang kuat. Mulanya, kontraksi tersasa seperti sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut. Beberapa menggambarkannya mirip dengan mulas saat haid. Saat mulas bergerak kebagian perut dengan tangan dapat anda rasakan bagian perut tersebut mengeras. Kejangnya mirip kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu), namur terasa teratur, semakin seiring dengan kemajuan proses persalinan. Rahim tersusun oleh otot-otot longitudinal involuntary, yaitu otot-otot yang tak dapat anda kontrol sesuka hati. Selama proses melahirkan, otot-otot tersebut semakin menebal dan memendek seiring dengan setiap kontraksi, dan saat itu juga otot-otot itu berangsur-angsur berhenti menipis, atau menghapus cervix. Proses ini berlanjut hingga pembukaan cervix menjadi penuh, ukuran lebarnya antara 8-10 cm. Dewasa ini besarnya bukaan tidak lagi diukur dengan jari. Lima jari berarti bukaan penuh.

5.      Pecahnya Air Ketuban

Pada beberapa kasus, membran masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan. Kemudian, desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi anda pada mulut cervix menyebabkan pecahnya air ketuban. Saat air ketuban mulai bocor, anda akan merasakan semburan air atau hanya rembesan, namun persitiwa sebenarnya pecahnya air ketuban tidak terasa, karena membran tidak memiliki syaraf. Tugasnya adalah menampung dua liter air amniotik steril, yang saat keluar sekaligus juga membersihkan jalur persalinan. Seiring dengan pecahnya membran, proses melahirkan akan berlangsung cepat. Kepala bayi akan berusaha keras menekan cervix, untuk membukanya dan merangsang pelepasalan prostaglanding untuk memacu kontraksi anda.
F.        Cara menolong persalinan normal
1.      Menyiapkan Alat Pertolongan Persalinan
Alat Dan Bahan Siap Digunakan, Patahkan Ampul Oksitosin Dan Masukkan Jarum Suntik Kedalam Bak Partus, Simpan Nier Bekken Dan Bak Partus Depan Vulva.
2.  Menyiapkan Diri
a.       Pakai Celemek Dan Lepaskan Perhiasan
b.      Cuci Tangan Dibaeah Air Mangalir, Keringkan Dengan Handuk Bersih.
c.       Pakai Sarung Tangan Pada Tangan Kanan.
d.      Isap Oksitosin Lanjutkan Pasang Sarung Tangan Kiri.
3.      Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik.
  1. Lakukan Vulva Hygiene Dengan 4 Kapas.
  2. Periksa Dalam (Kesan Panggul), Bila Blm Pecah Lakukan Amniotomi, Cek Penumbungan Tali Pusat Dan Bagian Terkecil Dari Janin.


1.      Langkah-langkah pertolongan persalinan normal
1.  Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral

2. Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi

3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi

4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender, kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke arah punggung. Periksa tali pusat, jika tali pusat melilit leher, coba untuk melepaskan lilitan tesebut melalui kepala janin.

5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi

6. Setelah bayi lahir seluruhnya, angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan dan tangan lainnya mengangkat bokog. Rendahkan posisi kepala bayi agar cairan / mukus dapat keluar. Jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan

7. Keringkan bayi untuk mencegah hipotermi, letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti bayi dan biarkan ibu memeluk bayinya

8. Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril, jepitkan klem yang satu kurang lebih 3 cm dari ujung tali pusat pada bayi dan klem yang lain sekitar 2 cm diatas klem yang pertama

9. Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama dengan klem yang kedua. Biarkan klem yang kedua tetap pada tempatnya. Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah klem yang pertama.

10. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
*   Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna
*   Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
*   Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus

11. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya

12. Tunggu hingga plasenta terlepas dan jangan menarik tali pusat. Anjurkan ibu untuk meneran untuk melahirkan plasenta. Secara perlahan keluarkan membran plasenta dengan menggunakan gerakan hingga plasenta terlepas. Letakkan plasenta pada baki kemudian periksa keutuhan membran plasenta.

13. Ukur jumlah perdarahan di tahap II

14. periksa keadaan uterus, secara perlahan lakukan pemijatan uterus dan peragakan pada ibu cara untuk melakukan pemijatan uterus sendiri

15. Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

16. bersihkan area perineum dan gunakan pembalut.

G.      Tahap-tahap persalinan
Persalinan dibagi dalam Kala  yaitu :
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini terbgi dalam dua fase yeitu :
·      Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
·    Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi yang lebih adekuat
Tanda dan gejala :
-      His sudah adekuat
-      Penipisan dan pembukaan serviks sekurang 3cm
-      Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
                     Tanda dan gejala :
-      Perineum menonjol
-      Vulva dan anus membuka
-      Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
-      Kepala telah turun didasar panggul
3.   Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV  : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.
                                   
H.      Penatalksanaan PEB
1.      Pemeriksaan antenatal yang bermutu dan teliti, mengenali tanda – tanda sedini mungkin (PER) supaya tidak menjadi berat
2.      Harus selalu waspada kemungkinan terjadinya pre eklampsi kalau ada faktor –  faktor predisposisi
3.      Berikan penjelasan tentang :
*      Manfaat istirahat dan tidur demi ketenangan yang dapat mencegah PER menjadi PEB
*      Pentingnya mengatur diit rendah lemak serta karbohidrat tinggi protein, kurangi garam karena garam dapat mencegah terjadinya oedema dan dapat menurunkan berat badan
*      Suplementasi magnesium yang berpengaruh terhadap pathogenesis pre – eklampsi dan persalinan pre term, juga dapat menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan
*      Suplementasi kalsium, defisiensi kalsium pada diit ibu hamil meningkatkan resiko pre – eklampsi, kekurangan kalsium yang terlalu lama akan menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot pembuluh darah maka akan terjadi vasokontriksi dan meningkatkan tekanan dara












ASUHAN KEPERAWATAN
A . Pengkajian
1.  aktivitas dan istirahat
*tekanan darah lebih dari normal pada 0-12 minggu
*denyut nadi meningkat 10-15x/menit
*murmur sistolik dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
2. Integritas
*memajukan persepsi diri
*body image rendah
3. eliminasi
*perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
*peningkatan prekuensi berkemih
*peningkatan berat jenis urine
*timbulnya hemoroid
4. keluhan utama
*kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan pada vagina berulang-ulang
5. riwayat kesehatan
*riwayat kesehatan sekarang
*riwayat kesehatan masalalu
* riwayat pembedahan
*riwayat kesehatan keluarga
2. Diagnosa
1.Nyeri Akutberhubungan Dengan Pembesaran Janin
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan  diharafkan nyeri berkurang
Kriteria hasil : pasien tidak mengeluh nyeri, skala nyeri dalam batas normal 2-3
Intervensi
rasionalisasi
a.       Berikan individu kesempatan untuk beristirahat
b.      Ajarkan tindakan infasif seperti relaksasi
c.       Kaji skala nyeri
a.       Meningkatkan relaksasi
b.      Menurunkan tekanan vaskular selebral
c.       Mengidentifikasi nyeri

2. intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharafkan pasien dapat beraktifitas seperti biasa
Kreteria hasil : pasien dapat beraktifitas secara mandiri
intervensi
Rasional
a.       Kaji kemampuan aktifitas pasien
b.      Kaji TTV
c.       Ajarkan pasien mengubah posisi secara bertahap
a.       Mengetahui kemampuan aktifitas pasien
b.      Mengetahui perkembangan kesehatan pasien
c.       Menghindari lesi



3. Resti Infeksi Berhubungan Dengan Luka Efisiotomi
            Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharafkan pasien tidak mengalami infeksi
            Kreteria hasil : agar tidak terjadi infeksi
Intervensi
Rasional
a.       Kaji tanda gejala infeksi
b.      Perhatikan tindakan steril dan non steris
c.       Kolaborasi deengan tim medis dalam pemberian anti biotik
a.       Untuk mengetahui tanda infeksi
b.      Untuk mencegah tanda infeksi
c.       Untuk mengatasi /mencegah infeksi

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar